Ini Dia Pengertian Social Engineering Khusus Untuk Kamu

Menurut Wikipedia, Social Engineering atau Manipulasi Psikologis jika dalam konteks keamanan informasi, merupakan manipulasi psikologis orang untuk melakukan tindakan atau membocorkan informasi rahasia. Ini berbeda dengan rekayasa sosial dalam ilmu sosial, yang tidak berkenaan dengan pengungkapan informasi rahasia.

Dalam kejahatan digital, teknik rekayasa sosial dipakai penjahat untuk menipu korban. Banyak ditemukan akun media sosial yang sudah diambil alih oleh orang tidak bertanggung jawab secara ilegal. Akun tesebut berasal dari platform seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, Telegram dan lain sebagainya.

Hal ini biasanya dimulai dengan username dan password saat dimasukkan sudah tidak sesuai lagi karena akses akun telah beralih kepada orang lain. Untuk dapat meretas atau mencuri informasi, dengan teknik social engineering tidak diperlukan keahlian coding atau keahlian yang tinggi dalam bidang komputer. Berbagai teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang nanti dipakai untuk bypass sistem, dengan cara mengekploitasi kelemahan manusia.

Lebih berbahaya lagi jika akun yang dicuri akan digunakan untuk hal buruk atau bahkan memicu salah paham terhadap si pemilik asli akun. Contohnya, digunakan untuk membagikan konten-konten tidak senonoh dan menipu orang terdekat dengan berpura-pura menjadi si pemilik asli akun lalu mengatakan hal-hal tidak pantas atau meminjam uang dengan nominal yang besar.

Apalagi, saat ini internet berkembang pesat dan mulai memberikan berbagai inovasi baru yang sangat menarik. Hal tersebut juga memicu berbagai kejahatan di dunia internet seperti salah satunya adalah Social Engineering ini. Serangan seperti ini dapat terjadi secara online, langsung, dan melalui interaksi lainnya yang sulit untuk diduga.

2 Tujuan Utama Social Engineering

Sabotase, yaitu mengganggu atau merusak data yang menyebabkan kerugian atau ketidaknyamanan pengguna
Pencurian, yaitu berusaha memperoleh barang berharga seperti informasi, akses, atau uang

Tujuan-tujuan tersebut tentu saja memberikan keuntungan pribadi bagi si pelaku, karena dapat memenuhi kebutuhan material yang mereka butuhkan. Sebagian besar serangan rekayasa sosial akan mengandalkan komunikasi aktual antara penyerang dan korban. Para penyerang biasanya akan memotivasi korban untuk berkompromi, daripada menggunakan metode dan peralatan canggih untuk membobol cyber security.

Modus ini berbahaya, karena pelaku bisa mengambil data dan informasi pribadi korbannya yang digunakan mulai dari untuk mencuri semua uang di rekening, mengambil alih akun hingga menyalahgunakan data pribadi untuk kejahatan.

Data pribadi yang berusaha dicuri oleh pelaku adalah user name aplikasi, password, PIN, MPIN, kode One Time Password (OTP), dan nomor kartu ATM atau kartu kredit atau debit. Selain itu mereka juga akan meminta informasi seperti nomor CVV/CVC dari karu kredit atau debit dan nama ibu kandung.